BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Saat
ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan sangat pesat. Manusia
mengembangkan berbagi bidang keilmuan yang menghasilkan kebermanfaatan bagi
masyarakat. Keilmuan yang sudah ditemukan orang – orang terdahulu mengalami
perbaikan – perbaikan sehingga orang semakin bertanya tentang makna dari
keilmuan itu sendiri.
Aktivitas
fisik merupkan bagian penting dalam kehidupan manusia. Seseorang bisa dikatakan
hidup jika masih bisa melakukan aktivitas fisik karena sesungguhnya ciri dari
seorang manusia itu adalah bergerak selain otak atau pikirannya yang selalu
digunakan untuk berpikir dan hatinya untuk merasa.
Berkembangnya
ilmu pengetahuan dan teknologi yang salah satu manfaatnya adalah memudahkan
segala kehidupan manusia misalkan ditemukannya handphone, komputer, dan alat –
alat canggih lainnya lantas melupakan manusia sebagai makhluk yang bergerak
artinya bahwa manusia harus melakukan aktivitas fisik yang cukup agara kondisi
tubuh bisa tetap sehat dan bugar. Seiring dengan berkembangnya hal tersebut,
maka manusia harusnya juga bisa berpikir yang mendalam tentang pentingnya aktivitas fisik untuk mendukung berbagai
keilmuan khususnya ilmu tentang aktivitas fisik itu sendiri.
Filsafat
telah mengajarkan kepada kita tentang pentingnya berpikir yang mendalam, komprehensif
atau menyeluruh dan radikal sampai pada titik akar permasalahan sehingga
seseorang benar – benar mengetahui kondisi yang sesungguhnya. Filsafat yang
mempelajari ilmunya ilmu pengetahuan sudah selayaknya ditempatkan pada posisi
terdepan pada setiap bidang keilmuan yang dipelajari.
Dalam hal ini
filsfatat memiliki peran penting dalam mengkaji secara mendalam tentang
aktivitas fisik. Pengkajian yang mendalan,komprehensif dan radikal akan
mengahasilkan terbongkarnya makna, manfaat, cara, dan berbagai hal penting
lainnya yang terkait denganh aktivitas fisik. Seorang akademisi, ilmuan, dan
peneliti harus mempelajari secara benar tentang filsafat, sehingga hasil kajian
atau penelitian akan benar – benar berasal dari pikiran jernih dan bersifat
ilmiah bukan bukan karena ada kepentingan lain dibalik semua hal yang dilakukannya.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar
belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
Bagaimanakah Pengaruh
filsafat terhadap terhadap aktivitas fisik manusia?
C.
Tujuan
Penulisan
Penulisan ini bertujuan
untuk memberikan opini mengenai pentingnya
belajar dan mengetahu filsafat
ilmu dalam mengkaji dan mengembangkan aktivitas fisik untuk kebermanfaatan
manusia.
D.
Manfaat
Penulisan
Memberikan informasi
kepada akademisi, peneliti, penulis dan semua orang yang membaca tulisan ini
mengenai pentingnya filsafat ilmu dalam pengembangan aktivitas fisik untuk
kebermanfaatan manusia.
BAB II
TELAAH PUSTAKA
A.
Filsafat
1.
Pengertian
Filsafat
Filsafat dalam bahasa Inggris, yaitu philosophy,
adapun istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani, philosophia, yang
terdiri atas dua kata: philos (cinta) atau philia (persahabatan,
tertarik kepada) dan shopia (hikmah, kebijaksanaan, pengetahuan,
keterampilan, pengalaman praktis, inteligensi). Jadi secara etimologi, filsafat
berarti cinta kebijaksanaan atau kebenaran.
Beberapa pakar filsafat memiliki definisi masing –
masing terkait dengan filsafat. Perbedaan yang mereka ungkapkan lebih pada
tataran bahasa namun memiliki makna yang hampir sama. Menurut Jujun S. Suria
Sumantri (2007:19) berpendapat bahwa:
Pengetahuan dimulai dengan rasa ingin
tahu, kepastian dimulai dengan rasa ragu – ragu dan filsafat dimulai dengan
keduanya. Berfilsafat didorong untuk mengetahui apa yang telah kita tahu dan
apa yang belum kita tahu. Berfilsafat berarti berendah hati bahwa tidak
semuanya akan kita ketahui dalam kesemestaan yang seakan tak terbatas ini.
Demikian juga berfilsafat berarti mengoreksi diri, semacam keberanian untuk
berterus terang, seberapa jauh sebenarnya kebenaran yang dicari telah kita
jangkau.
Menurut Louis
O.Katsoof (2004:6) filsafat merupkan pemikiran secara sistematis. Sedangkan
Anas Salahudin (2011:11-12) menyatakan bahwa filsafat adalah:
Proses pencarian kebenaran, dengan cara menelusuri
hakikat dan sumber kebenaran secara sistematis,logis,kritis, rasional dan
spekulatif.Alat yang digunakan mencari kebenaran adalah akal yang merupakan
sunber utama berpikir. Dengan demikian kebenaran filosof adalah kebenaran
berpikir yang rasional, logis, sistematis, kritis, radikal, dan universal.
Dari definisi – definisi
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa filsafat adalah: Proses
berpikir yang dilandasi dengan rasa ingin tahu yang tinggi untuk mendapatkan kebenaran dengan cara sistematis,
logis,kritis, spekulatif, rasional, dan universal.
2.
Karakteristik
Berpikir Filsafat
Dalam mendefinisikan filsafat banyak orang berbeda pandangan, namun dari
situlah sebenarnya orang itu telah bersfilsafat karena pada intinya bahwa
seorang yang berfilsafat mampu menjadi orang yang bijaksana. Kita bisa melihat
orang yang berpikir filsafat dari karakteristiknya. Menurut Jujun
S.Suriasumantri (2007:20-22) karakteristik berpikir filsafat mengandung tiga
hal yaitu: menyeluruh, mendasar, dan spekulasi.
a) Menyeluruh
Seorang ilmuan tidak
akan puas dan tidak akan berhenti memahami secara mendalam tentang ilmu yang
sedang ia pikirkan. Ilmuan akan mencoba
melihat ilmu dari sudut pandang yang berbeda artinya dia tidak hanya melihat
ilmu dari bidang ilmunya itu sendiri. Dia akan melihat hakekat ilmu yang
dihubungkan dengan keilmuan yang lainnya sehingga akan memberikan
kebermanfaatan yang lebih. Seorang ilmuan yang berpikir tentang aktivitas fisik, dia tidak hanya
berpikir tentang aktivitas fisik
itu sendiri namun lebih dari itu dia akan melihat hubungannya dengan kesehatan,
dengan sosial, bisa juga dikaitkan dengan bagaimana agama memandangnya. Dia
ingin berpikir dan yakin bahwa ilmu itu akan berguna bagi dirinya dan
masyarakat.
b)
Mendasar
Berpikir secara
mendasar berarti seseorang ingin membongkar ilmu itu secara fundamental sampai
pada akar – akar keilmuan tersebut. Orang yang mampu bersifilsafat, berpikir
mendasar tentang ilmu tersebut tidak akan puas dan percaya terhadap kebenaran
ilmu itu sendiri. Dia akan selalu bertanya tentang kebenaran ilmu itu, alasan
orang membenarkan ilmu itu, apakah alasan dan instrumen yang digunakan itu
benar dan seterusnya. Dia akan berputar seperti sebuah lingkaran dan harus
menentukan titik awal yang benar, tidak hanya berhenti disitu dia juga akan
berpikir apakah cara dan instrumen menentukan titik awal itu sudah benar.
c)
Spekulasi
Semua pengetahuan yang
ada saat ini berawal dari sebuah spekulasi. Dari hasil kebenaran itulah ilmu
pengetahuan mampu untuk berkembang. Thomas Alva Edisnon melakukan 999 kali
spekulasi hingga akhirnya mampu menghasilkan lampu listrik di penelitiannya
yang ke 1000. Banyak ilmuan lain yang telah menunjukkan kepada kita bahwa
semuanya itu berawal dari spekulasi, pertanyaaan dan rasa ingin tahu yang
tinggi. Ilmu pengetahuan tidak akan ada kalau para filsuf tidak melakukan
spekulasi. Dalam memahami spekulasi disini yang terpentinng adalah prosesnya,
kita harus mampu membedakan spekulasi yang bisa diandalkan dan yang tidak bisa
dianndalkan dalam menganalisi dan melakukan pembuktian. Dari hal ini kita bisa
melihat tentang tugas filsafat yaitu menetapkan dasar – dasar yang dapat
diandalkan berkaitan dengan logis, benar dan sohih.
3.
Cabang
– Cabang Dalam Filsafat
Dalam
mengklasifikasikan cabang – cabang filsaat kita bisa melihat dari pokok
permasalahan yang dibahas. Menurut Jujun S.Suria Sumantri (2007 : 32):
Pokok permasalahan yang dikaji
filsafat mencakup tiga segi yakni apa yang disebut benar apa yang disebut salah
(logika), mana yang dianggap baik dan mana yang dianggap buruk (etika), serta
apa yang termasuk indah dan apa yang termasuk jelek (estetika), ketiga cabang
utama filsafat ini bertambah lagi yakni, pertama teori tentang ada: tentang
hakikat keberadaan zat, tentang hakikat pikiran, serta kaitan antara zat dan
pikiran yang semuanya terangkum dalam metafisika, dan kedua politik: yakni
kajian mengenai organisasi sosial/ pemerintahan ideal.
Dari
lima cabang filsafat itulah dunia filsafat berkembang hingga menghasilkan
kajian yang lebih spesifik yaitu filsafat ilmu, mencakup tentang:
a) Epistemologi
(filsafat pengetahuan)
b) Etika
(Filsafat moral)
c) Estetika
(Filsafat seni)
d) Metafisika
e) Politik
(Filsafat pemerintah)
f) Filsafat
Agama
g) Filsafat
Ilmu
h) Filsafat
Pendidikan
i)
Filsafat Hukum
j)
Filsafat Sejarah
k) Filsafat
Matematika
Dalam hal ini filsafat ilmu yang
menjadi bagian dari filsafat pengetahuan memiliki kontribusi yang sangat besar
terhadap pengembangan ilmu pengetahuan. Dari filsafat ilmu inilah orang akan
bertanya hakikat kebenaran yang bisa dejelaskan secara ilmiah. Pertanyaan itu
akan merujuk kepada Apa yang dikaji (ontologi), Bagaimana cara mendapatkannya
(epistemologi), dan untuk apa pengetahuan tersebut (aksiologi).
1)
Ontologi
Ontologi melihat pada sesuatu yang nyata tentang apa
yang sedang dikaji oleh ilmu itu. Hal inilah yang dijadikan landasan para
filsuf dalam mendalami satu keilmuan secara secara fundamental dan logis. Ontologi
akan selalu membuat orang untuk bertanya tentang hakikat ilmu sehingga ilmu
tersebut akan selalu berkembang
2)
Epistemologi
Epistemologi mengajak seorang untuk bepikir bagaimana mendapatkan
dan cara yang digunakan. Dalam hal ini epistemologi akan mengajak orang pada
pemahaman yang akan mengarah pada cabang – cabang keilmuan yang sedang dikaji.
3)
Aksiologi
Aksiologi akan
membawa pikiran manusia pada nilai kebermanfaatan suatu ilmu. Ilmu tidak hanya
dikaji tentang ilmu itu sendiri tetapi harus diterapkan dalam tindakan nyata
sehingga akan memberikan nilai kebermanfaatan kepada masyarakat.
B.
Aktivitas
Fisik
1.
Pengertian
Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik
merupakan kegiatan yang dilakukan jasmani manusia dengan melibatkan psikologis,
fisiologis, dan kepribadian. Bidang studi ditujukan untuk pemahaman semua aspek
kegiatan fisik manusia (biologis, fisik, perilaku, dan sosial). Penerapan ilmu
aktivitas fisik bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan manusia (Wankel, Leonard M
& Sefton, Judy M dalam Bouchard, C., McPherson, Barry D., & Taylor,
Albert W., 1994: 5).
Dalam
hal ini aktivitas fisik tidak dapat dipisahkan dari jiwa dan pikiran. Aktivitas
fisik yang dilakukan berdasarkan atas kesadaran dan memiliki tujuan.Pengertian
tersebut juga mengarahkan manusia kepada pengaruh aktivitas fisik terhadap
unsur yang ada dalam diri dan kehidupannya yang bersifat fisik yaitu biologis,
fisik, perilaku dan sosial.
2. Macam –
Macam Aktivitas Fisik Dilihat Dari Tujuannya:
a) Ketahanan (Endurance)
Aktivitas fisik yang
bersifat untuk ketahanan, dapat membantu jantung, paru-paru, otot, dan sistem
sirkulasi darah tetap sehat dan membuat kita lebih bertenaga. Untuk mendapatkan
ketahanan maka aktivitas fisik yang bisa
dilakukan
selama 30 menit per hari. Contoh beberapa aktivitas yang bisa dilakukan adalah:
1)
Berjalan kaki
2)
Lari ringan.
3)
Berenang,
4)
Senam aerobik
5)
Bermain tenis.
b)
Kelenturan
(Flexibility).
Aktivitas
fisik yang bersifat untuk kelenturan dapat membantu pergerakan lebih mudah,
mempertahankan otot tubuh tetap lemas (lentur) dan sendi berfungsi dengan baik.
Untuk mendapatkan kelenturan maka aktivitas fisik yang bisa dilakukan selama 30 menit per hari. Contoh beberapa aktivitas fisik yang bias dilakukan adalah:
1) Peregangan,
mulai dengan perlahan-lahan tanpa kekuatan atau sentakan, lakukan secara Teratur
untuk 10-30 detik, bisa mulai dari tangan dan kaki.
2) Senam
lantai
3) Lari melewati rintangan
4) Gerakan
– gerakan kombinasi
c)
Kekuatan
(strength).
Aktifitas
fisik yang bersifat untuk kekuatan dapat membantu kerja otot tubuh dalam
menahan sesuatu beban yang diterima, tulang tetap kuat, dan mempertahankan
bentuk tubuh serta membantu meningkatkan pencegahan terhadap penyakit seperti
osteoporosis (keropos pada tulang). Untuk mendapatkan kelenturan maka aktivitas
fisik yang bisa dilakukan selama
30 menit per hari. Contoh beberapa aktivitas fisik yang bias dilakukan adalah
1) Push-up,
2) Naik
turun tangga
3) Angkat
berat/beban
4) Fitnes
Aktivitas
fisik tersebut harus dilakukan secara rutin, dan memerlukan waktu untuk bisa
melihat hasilnya. Aktivitas fisik dalam kegiatan kerja sehari – hari seperti petani yang mencangkul,
pekerja angkat angkat barang, dan seorang petugas parkir yang terus melakukan
gerakan fisik bisa mendukung tujuan dari aktvitas fisik dengan tujuan ketahan,
kelenturan dan kekuatan namun kurang bisa berpengaruh secara signifikan.
BAB III
PEMBAHASAN
Berkembangnya
pengetahuan tentang aktivitas fisik merupakan sumbangan besar dari filsafat.
Dalam hal ini filsafat menempati posisi strategis dalam melihat,
memikirkan, menganalisa dan melakukan kajian sehingga
ilmu pengetahuan tentang aktivitas fisik mengalami perkembangan. Kebermanfaatn
Filsafat dalam aktivitas fisik bisa dilihat dari tiga hal yaitu:
1. Ontologi
Dalam
hal ini ontologi mengkaji tentang makna dari aktivitas fisik, sehingga
muncullah berbagai definisi tentang aktivitas fisik. Aktivitas menunjukkan
makna gerak tubuh, dalam hal ini adalah gerak tubuh manusia yang menggerakkan
tubuhnya secara sadar untuk mencapai tujuan tertentu. Objek material dari
aktivitas fisik adalah manusia itu sendiri yaitu tubuh atau raga tanpa
memisahkannya dengan jiwa, dan pikiran.
2. Epistemologi
Inti dari aktivitas
fisik ditujukan untuk pemahaman semua aspek kegiatan fisik
manusia secara biologis, fisik,
perilaku, dan sosial. Kajian secara
epistemologi ini yang akan memberikan pemahaman tentang cara yang digunakan dalam
mendalami Physical Activity Sciences. Orang akan bisa melihat lebih mendalam tentang aktivitas fisik dengan
menghubungkan dengan keempat hal tersebut. Dalam mengkaji aktivitas fisik dari
sisi fisik manusia,akan ditemukan cara
melakukan aktivitas fisik yang benar yaitu:
a) Lakukan
aktivitas fisik sebelum makan atau 2 jam setelah makan.
b) Awali
aktivitas fisik dengan pemanasan dan peregangan.
c) Lakukan
gerakan ringan dan secara perlahan ditingkatkan sampai sedang.
d) Jika sudah terbiasa dengan aktivitas tersebut, frekuensi dan intensitas-nya dapat ditambah atau ditingkatkan.
e) Lakukan
secara bertahap hingga mencapai 30 menit. Jika belum terbiasa dapat dimulai
dengan beberapa menit setiap hari dan ditingkatkan secara bertahap.
3. Aksiologi
Kerangka aksiologi akan memberikan pemahaman kepada
manusia terkait dengan alasan keilmuan itu dikaji. Pendekatan tentang kebermanfaatan ilmu itu bagi
manusia. Dengan pemahaman aksiologi inilah orang mengetahui tentang
kebermanfaatn dari aktivitas fisik. Beberapa manfaat jika seeorang melakukan
aktivitas fisik yaitu:
a) Terhindar
dari penyakit jantung, stroke, osteoporosis, kanker, tekanan darah tinggi, kencing manis, dan
lain-lain.
b) Berat badan terkendali.
c) Otot lebih lentur dan tulang lebih kuat.
d) Bentuk tubuh menjadi ideal dan proporsional
e) Lebih percaya diri.
f) Lebih bertenaga dan bugar.
g) Secara keseluruhan keadaan kesehatan menjadi
lebih baik.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat dengan kajiannya telah membuat ilmu
pengetahuan tentang aktivitas fisik berkembang
pesat dan terus mengalami kemajuan. Dalam mengembangka keilmuan tentang
aktivitas fisik, filsafat melihatnya dari tiga hal penting, yaitu
1. Ontologi
tentang apa yang dikaji, dengan membahas secara fundamental makna dari
aktivitas fisik.
2. Epistemologi
tentang cara yang digunakan dalam mendalami aktivitas fisik dan cara melakukan
aktivitas fisik yang benar.
3. Aksiologi
tentang manfaat aktivitas fisik bagi manusia
B. Saran
Aktivitas fisik
harus terus dikaji lebih mendalam dengan melihatnya secara ontologi,
epistemologi, dan aksiologi, sehingga ilmu itu akan senantiasa berkembang dan
akan memberikan kebermanfaatan bagi umat manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar