KAITAN FISIOLOGI MANUSIA
DENGAN AKTIVITAS FISIK
Fisiologi
merupakan suatu ilmu yang mengkaji fungsi sel, organ dan system organ dalam
mahluk hidup. Fisiologi merupakan salah satu cabang disiplin ilmu biologi. Banyak
sekali keuntungan yang dapat diperoleh dengan mempelajari ilmu fisiologi, diantaranya
yaitu dapat diketahui dan dijelaskannya faktor fisika dan faktor kimia yang
bertanggung jawab terhadap asal-usul perkembangan dan kemajuan dalam makhluk
hidup, yang dalam hal ini adalah mamusia. Perkembangan yang dialami manusia
dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor aktivitas fisik
yang ditingkatkan secara efektif dengan melakukan
olahraga.
Salah
satu kaitan antara fisiologi dengan aktivitas fisik adalah, bahwa dengan
memanfaatkan ilmu fisiologi dapat diketahui fungsi dan cara kerja baik sel,
jaringan, organ maupun system organ, yang mana merupakan unsur utama manusia
dalam melakukan aktivitas fisik. Dengan ilmu fisiologi dapat diketahui cara
kerja organ tubuh serta perubahan yang terjadi akibat pengaruh dari dalam
maupun luar tubuh akibat aktivitas fisik, sehingga diharapkan garakan yang
dilakukan pada saat melakukan aktivitas fisik menjadi lebih tepat dan maksimal,
sehingga tujuan dari aktivitas fisik dapat tercapai dengan baik pula.
A.
Pengertian Fisiologi Manusia
Wayne Huang (2007:5) Physiology is study of functionality of
living organisms at the cellular, organ and systemic levels. Berdasarkan
uraian tersebut dapat dijelaskan bahwa fisiologi merupakan suatu disiplin ilmu
yang berusaha manjelaskan fungsi sel, organ dan system organ beserta cara
kerjanya.
Menurut Prijo Sudibjo (2011:2) Dalam dunia olahraga,
fisiologi mempelajari fungsi dan kerja tubuh yang berhubungan dengan olahraga.
Ilmu fisiologi olahraga sangat perlu dipahami dan dihayati oleh praktisi
olahraga, baik itu pelatih olahraga maupun guru olahraga, sehingga diharapkan
gerakan-gerakan yang diajarkan atau diciptakan dapat dilakukan tubuh dangan
baik, maksimal dan mampu meningkatkan prestasi anak didiknya.
Karen Birch (2005:1-2) Exercise physiology is the discipline
involving the examination of how physical activity, exercise or sport influence
the structure and function of the human body. The discipline is usually studied
by assessing how movements affects the systems of the body, the cell of the
body, musculoskeletal system, nervous system, cardiorespiratory system. In the
way the exercise physiologist can study the immediate effect of movement, or
the long-term effects of regular physical activity
Berdasarkan uraian di atas dapat
dijelaskan, bahwa karena begitu pentingnya ilmu fisiologi yang khusus mengkaji
ilmu olahraga, maka pada akhirnya muncullah suatu disiplin ilmu fisiologi
tersendiri yang khusus mengkaji olahraga, dan disebut sebagai fisiologi
olahraga. Dalam fisiologi olahraga, dijelaskan beberapa perubahan, fungsi dan
sistem kerja yang terjadi pada seseorang saat melakukan aktivitas olahraga. Fisiologi
berusaha menjelaskan perubahan yang terjadi pada tubuh setelah melakukan aktivitas
olahraga secara berulang-ulang dan bagaimana perubahan tubuh itu berlangsung,
selain itu fisiologi olahraga juga menjelaskan apa yang harus dilakukan untuk
meningkatkan respon dan adaptasi tubuh terhadap aktivitas fisik yang dilakukan
secara berulang-ulang dalam waktu tertentu.
B.
Pengertian Aktivitas Fisik
Karen Birch (2005:1) Physical activity is defined as any skeletal
muscle contraction that results in an increased energy expenditure. Thus
physical activity might involve walking for a bus or training for a football
match and therefore includes all exercise and sport activities. Isometric
muscular contractions (those where muscle length does not change). Require
energy expenditure but do not necessary result in movements occurring (for
example holding the Maltese Cross in gymnastics, or pushing forwards in the
rugby scrum).
Claude Bouchard (2006:12) Physical activity comprises any bodily
movement produced by the skeletal muscles that result in a substantial increase
over resting energy expenditure. Sports is a form a physical activity that
involves competition, in general, a sports is a competitive activity undertaken
in the context of rules defined by an international regulatory agency.
Aktivitas fisik merupakan kegiatan
menggerakan badan dengan memanfaatkan
otot rangka yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Aktivitas fisik
yang dilakukan secara teratur memiliki efek yang menguntungkan terhadap kesehatan.
Aktivitas fisik diperlukan organisme untuk membakar energi dalam tubuhnya,
sehingga dengan aktivitas fisik seseorang akan memperoleh beberapa keuntungan,
diantaranya yaitu: terhindar dari penyakit, berat badan terkendali, otot lebih lentur
dan tulang lebih kuat, bentuk tubuh menjadi ideal dan bugar.
Olahraga merupakan salah salah satu
bentuk aktivias fisik dalam bentuk kompetisi dengan peraturan tertentu. Peraturan
yang berlaku pada suatu cabang olahraga telah di tetapkan oleh badan organisasi
cabang olahraga tersebut, organisasi tersebut dapat berupa organisasi yang
bersekala nasional maupun internasional.
Menurut UU RI No 3 Tahun 2005,
tentang Sistem Keolahragaan Nasional,
secara garis besar saat ini olahraga di Indonesia dibagi menjadi tiga kelompok,
yaitu: olahraga pendidikan, olahraga rekreasi dan olahraga prestasi. Olahraga
pendidikan diselanggarakan sebagai bagian dalam proses pendidikan baik jalur
pendidikan formal maupun penididikan non formal. Pendidikan formal melalui
kegiatan intrakulikuler dan pendidikan nonformal melalui kegiatan
ekstrakulikuler. Olahraga rekreasi merupakan suatu jenis olahraga yang
bertujuan untuk kesenangan, refresing kepenatan, dan dapat pula untuk upaya
pemulihan kesehatan. Olahraga prestasi merupakan salah satu pembagian olahraga
yang benar-benar memiliki tujuan untuk mencapai prestasi, olahraga dilakukan
oleh olahragawan dalam rangka meningkatkan kemampuannya sehingga dapat
mengangkat harkat dan derajat bangsa.
Dewasa ini, terdapat berbagai
permasalahan yang berhubungan dengan aktivitas fisik akibat majunya teknologi. Banyak
sekali penemuan teknologi yang menyebabkan menurunya aktivitas fisik, dahulu
pekerjaan yang seharusnya dilakukan dalam bentuk aktivitas fisik, seperti
berjalan, naik tangga, garakan-gerakan badan, tangan dan lain-lain, sekarang
menjadi sangat sederhana dan dilakukan tanpa memanfaatkan akivitas fisik,
seperti: naik lift, mematikan lampu dengan remot, pintu otomatis dan lain sebagainya.
Oleh karana itu, hendaknya kita mulai sadar untuk mulai arif dan bijaksana
dalam menyikapi kemajuan teknologi. Walaupun saat ini dengan teknologi hidup
menjadi sangat mudah, namun tetap harus diimbangi dengan aktivitas fisik,
seperti olahraga, rekreasi yang berbau dengan petualangan, dan lain sebagainya.
C.
Kaitan Antara Fisiologi dengan Aktivtas Fisik
Secara garis besar, kaitan antara
fisiologi dengan aktivtas fisik, yaitu dengan memanfaatkan ilmu fisiologi dapat
dijelaskan beberapa fenomena-fenomena yang terjadi dalam aktivitas fisik,
karena dalam fisiologi dipelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan fungsi
dan cara kerja tubuh organisme yang dalam hal ini adalah manusia. Berikut
adalah beberapa komponen-komponen yang dibutuhkan dalam aktivitas fisik yang
dikaji dalam ilmu fisiologi manusia.
1.
Sel
Menurut tim pengajar fisiologi FIK UNY
(2005:3-5) Sel merupakan unit membentuk organ tubuh,
jumlah sel dalam tubuh manusia berjumlah sekitar 75 triliun. Bentuk sel dalam tubuh manusia berbeda-beda
bentuknya, ada yang bulat, benang, bahkan ada yang menyerupai biji kedondong, sel dalam tubuh manusia ada yang dapat
berkembang biak tetapi ada yang tidak. Berikut adalah bagian-bagian sel
a.
Membrane : sifat bentuk/batas,
b.
Retikulum endoplasmik : sintesis protein
c.
Golgi apparatus : membentuk lisosom
d.
Lisosom : pencernaan sel
e.
Mitokondria : dapur sel
f.
Nukleus/inti : pusat
pengatur
g.
Sitoskeleton/filament/serat : kerangka sel
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan
bahwa sel merupakan satuan (unit) kehidupan terkecil dari makhluk hidup yang
terdiri dari: membrane, retikulum endoplasmmik, golgi apparatus, lisosom, mitokondria, nukleus
dan filament. Membrane merupakan
bagian yang membungkus sel sebelah luar, yang berfungsi mengatur keluar
masuknya zat dari dan ke dalam sel dan melindungi seluruh isi sel. Retikulum endoplasmik merupakan bagian
sel yang menyerupai kantung berlapis-lapis dan memiliki fungsi yang bervariasi
tergantung pada jenisnya, salah satunya adalah mensintesis protein. Golgi apparatus merupakan kantung
berbentuk cakram yang bercabang menjadi serangkaian pembuluh yang fungsinya
adalah menghasilkan lisosom. Lisosom merupakan kantong yang berbentuk
agak bulat dikelilingi membran tunggal yang digunakan sel untuk mencerna molekul.
Mitokondria adalah pembangkit tenaga
sel, semakin banyak tenaga yang dibutuhkan sel tertentu, semakin banyak
mitokondria dikandungnya. Nukleus berfungsi
untuk mengatur dan mengontrol segala akivitas kehidupan sel serta membawa
informasi genetik yang diturunkan ke generasi berikutnya, dan filamen adalah
serabut yang terdiri dari benang-benang halus yang merupakan bahan atau
material dari suatu jaringan, susunannya rumit dan saling terikat erat.
2.
Otot
Karen Birch (2005:35) Skeletal
muscle tissue is highly specialized to generate force and thus movements. The
major function of muscle is to produce motion, to aid in the maintenance of
posture. A muscle is constructed from thousands of cylindrical elongated cells
called muscle fibers, each muscle fiber contains bundles of smaller myofibrils,
there are approximately 2000 myofibrils in an adult muscle fiber, each myofibrils consists of a bundle of
myofilaments, these filaments represent the contractile apparatus of the muscle
and are either thin (actin) or thick (myosin) filaments.
Secara umum otot dibagi menjadi
tiga jenis, yaitu otot polos, otot lurik, dan otot jantung. Otot polos dan otot
lurik tersebar dalam tubuh manusia, sedangkan otot jantung hanya terdapat pada
organ jantung saja. Otot terdiri dari kumpulan banyak sel otot. Dalam satu otot
terdiri dari beberapa fasciculus yang
disatukan oleh selaput epimisium, satu fascisulus terdiri dari beberapa serabut
otot yang disatukan oleh selaput endomyisium,
satu serabut otot terdiri dari beberapa myofibre
dan dalam myofibre terdapat myofilament, Myofilament dibagi menjadi thin filament
(actin ) dan thick filament (myosin). Sehingga dapat disimpulkan bahwa bagian otot yang
menyebabkan otot dapat berkontraksi adalah pada myofibrenya.
Menurut Prijo Sudibjo (2011:16) During development, many skeletal muscle
cells fuse to form longmultinucleated cells, which are incapable of mitosis to
regenerate more muscle cells. Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui
bahwa ternyata cell dalam otot, khususnya otot rangka tidak mengalami
regenerasi (bertambah banyak), karena yang terjadi adalah sel bertambah lebar
dan panjang dengan penambahan inti sel di setiap sel nya, sehingga dalam satu
sel otot rangka terdapat lebih dari satu inti sel.
Otot berkontraksi disebabkan karena
adanya rangsangan. Dalam berkontraksi, otot memenuhi “All or none law” yang artinya bila 1 serabut otot dirangsang, maka serabut
otot akan berkontraksi bila rangsangnya ≥ nilai ambang rangsang dan otot tidak
akan berkontraksi bila nilai rangsangnya < ambang rangsang. Berdasarkan
hukum tersebut dapat dijelaskan bahwa dalam satu otot, terdiri dari ribuan
myofibre. Bila rangsangan memiliki kemampuan untuk menggerakkan sebagian myofibre dalam satu otot saja, maka
hanya sebagian myofibre itulah yang
akan berkontraksi, sedangkan myofibre yang
lain tidak akan berkontraksi dan hal tersebut menyebabkan hasil kontraksinya
sangat lemah. Sebaliknya jika rangsangan memiliki kemampuan untuk menggerakkan
seluruh myofibre dalam satu otot maka
seluruh myofibre dalam satu otot
tersebut akan berkontraksi semua dan menyebabkan kontraksi yang dihasilkan
sangat kuat.
3.
Syaraf
Saraf merupakan sistem koordinasi
(pengaturan tubuh) berupa penghantaran impuls saraf ke susunan saraf pusat,
pemrosesan impuls saraf dan perintah untuk memberi tanggapan rangsangan. Unit
terkecil pelaksanaan kerja sistem saraf adalah sel saraf atau neuron.
Menurut Prijo Sudibjo (2011:29)
dalam tubuh manusia, serabut saraf saling terhubung dan keluar masuk menuju tempat-tempat
pada bagian tubuh tertentu. Fungsi saraf, yaitu: penerima rangsang (sensor),
penggerak (motoris), percepsi, pengatur dan fungsi psikologis lainnya. Dalam
tubuh manusia, sistem syaraf dibagi menjadi beberapa bagian berdasarkan bentuk
dan fungsinya. Gerakan dalam tubuh secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu
gerakan sadar dan gerakan refleks. Berikut adalah urutan yang terjadi dalam sebuah gerakan.
Garakan sadar : Reseptor - Sel Saraf Sensoris - di Olah
oleh Otak - Sel Syaraf Motorik - Efektor (tanggapan)
Gerakan refleks : Reseptor - Sel Saraf Sensoris- Syaraf
Penghubung - Sel Syaraf Motorik - Efektor (tanggapan)
a.
Otak : pusat
pengolah rangsangan, dan sebagai penentu akan menanggapi rangsang dalam bentuk
apa.
b.
Reseptor : alat untuk menerima rangsang biasanya
berupa alat indra.
c.
Efektor : alat untuk menanggapi rangsang berupa
otot dan kelenjar.
d.
Sel Saraf Sensoris :
serabut saraf yang membawa rangsang ke otak.
e.
Sel saraf Motorik : serabut saraf yang membawa rangsang dari otak
.
f.
Sel Saraf Konektor : penghubung
sel saraf satu dengan sel saraf yang lain.
Kecepatan gerekan seseorang, selain
dipengaruhi oleh kematangan otot juga dipengaruhi oleh latihan aktivitas fisik,
semakin banyak latihan aktivitas fisik yang dilakukan, maka akan semakin baik
dan cepat respon yang dihasilkan dalam upaya menanggapi rangsang. Contohnya
adalah ketika kita berlatih menendang bola, pada awalnya saat kita diberi umpan
bola yang pelan, kita menendang kembali bola tersebut dengan koordinasi
tendangan dan arah yang buruk, namun dengan latihan yang banyak kita dapat
melakukan tandangan dari umpan yang sangat cepat dengan koordinasi tendangan yang
baik dan hasil yang sangat akurat.
4.
Sistem Energi
Otot berkontraksi membutuhkan
energi. Energi mengakibatkan actin dan myosin
saling mendekat yang pada akhirnya
serabut otot memendek sehingga ototpun memendek pula, energi untuk
kontraksi otot hanya energi dari pemecahan ATP menjadi ADP + P + energi.
Dikaranakan pada saat melakukan aktivitas fisik ATP yang disimpan dalam tubuh
akan habis dalam waktu beberapa detik saja, maka tubuh perlu untuk terus
membentuk ATP selama aktivitas fisik.
Secara umum aktivitas yang terdapat
dalam aktivitas fisik terdiri dari kombinasi anara aktivitas yang bersifat
aerobik dengan aktivitas yang bersifat anaerobik. Kegiatan/jenis olahraga yang
bersifat ketahanan seperti jogging, marathon dan bersepeda jarak jauh merupakan
jenis olahraga dengan komponen aktivitas aerobik yang dominan, sedangkan
kegiatan olahraga yang membutuhkan tenaga besar dalam waktu singkat seperti
angkat berat, sprint atau juga loncat jauh merupakan jenis olahraga dengan
komponen komponen aktivitas anaerobik yang dominan, dan ada juga cabang
olahraga yang mengunakan kombinasi antara aktivitas yang bersifat aerobik &
anaerobik, seperti sepakbola, bola basket, tenis lapangan dan lain sebagainya.
a.
Metabolisme anaerobik (tanpa oksigen)
Glikolisis merupakan suatu bentuk
metabolisme energi yang dapat berjalan secara anaerobik atau disebut juga
metabolisme tanpa kehadiran oksigen. Proses metabolisme energi ini mengunakan
simpanan glukosa yang sebagian besar akan diperoleh dari glikogen otot atau
glukosa yang terdapat di dalam aliran darah.
Proses glikolisis terjadi di dalam
sitoplasma. Dalam proses ini, molekul glukosa akan diubah menjadi ATP dan asam piruvat, dimana hasil ATP dari proses
glikolisis ini akan berbeda bergantung berdasarkan asal molekul glukosa, jika
molekul glukosa berasal dari dalam darah maka akan dihasilkan 2 buah ATP, namun
jika molekul glukosa berasal dari glikogen otot maka sebanyak 3 buah ATP akan
dapat dihasilkan.
Molekul asam piruvat yang terbentuk
dari proses glikolisis ini dapat mengalami proses metabolisme, jika tersedia oksigen
yang cukup besar di dalam tubuh, maka molekul asam piruvat yang terbentuk ini
dapat diubah menjadi CO2 dan H2O di dalam mitokondria,
namun jika oksigen dalam tubuh terbatas atau saat pembentukan asam piruvat
terjadi secara cepat, maka asam piruvat tersebut akan terkonversi menjadi asam
laktat
b.
Metabolisme Aerobik (dengan oksigen)
Proses metabolisme energi secara
aerobik merupakan proses metabolisme yang membutuhkan kehadiran oksigen,
sesungguhnya metabolisme aerobik merupakan gabungan antara glikolisis dan
siklus krebs. Setelah melalui proses glikolisis, asam piruvat yang di hasilkan
ini kemudian akan diubah menjadi Asetil-KoA di dalam mitokondria.
Menurut Siti Syabariyah (2002:376) Siklus
krebs sering disebut “suntikan” metabolisme. Pemecahan nutrient untuk
menghasilkan energi dan mengubah karbon untuk tujuan sintesis diselesaikan
melalui jalur metabolic.
Proses perubahan dari asam piruvat
menjadi Asetil-KoA ini akan berjalan dengan ketersediaan oksigen serta akan
menghasilkan produk samping berupa NADH yang juga dapat menghasilkan 2-3
molekul ATP. Untuk memenuhi kebutuhan energi bagi sel-sel tubuh, Asetil-KoA
hasil konversi asam piruvat ini kemudian akan masuk ke dalam siklus asam-sitrat
untuk kemudian diubah menjadi karbon dioksida CO2, ATP, NADH dan
FADH melalui tahapan reaksi yang kompleks. Proses metabolisme energi secara
aerobik melalui pembakaran glukosa/glikogen secara total akan menghasilkan 38
buah molukul ATP dan jugaakan menghasilkan produk samping berupa karbon dioksida
CO2 serta air H2O.
Intensitas dan durasi aktivitas
fisik menentukan metode metabolisme yang akan digunakan tubuh, dan metode
metabolisme yang paling sering digunakan tubuh ketika melakukan aktivitas fisik
adalah metode metabolisme kombinasi antara metabolisme aerobik dan metabolisme anaerobik.
Pada awalnya pada saat aktivitas fisik dimulai, ATP dihasilkan melalui
metabolisme aerobik, yaitu dikarenakan masih terdapat cukup oksigen yang
tersedia. Dengan semakin meningkatnya aktivitas fisik, semakin meningkatnya kebutuhan
ATP, dan ketidak mampuan paru-paru dan jantung mensuplai oksigen yang dibutuhkan
untuk metabolisme aerobik, maka tubuh harus melakukan metabolisme anaerobik. Dikarenakan
sistem metabolisme anaerobik memiliki sifat sesaat atau berumur pendek dan
menghasilkan asam laktat yang tinggi, maka intensitas fisik yang dilakukan
tidak bisa dipertahankan lagi dan pelaku aktivitas fisik perlu untuk mengurangi
intensitas untuk menghilangkan asam laktat (menurunkan intensitas aktivitas
fisik).
5.
Sistem Kardiovaskuler
Karen Birch (2005:75) Cardiovascular is circulatory system vital
to human function at rest as well as being integral to the ability to adjust
the demands of exercise and training. The primary function of the circulation
is to pump blood to virtually all tissues of the body in order to supply oxygen
and other substrates. Blood also has a function in removing waste product form
cells.
Menurut Prijo Sudibjo (2011:38)
cardiovaskuler merupakan sistem transportasi oksigen O2, karbon-dioksida
CO2 dan sari makanan dengan melibatkan jantung, pembuluh darah dan
darah. Dalam sistem cardiovaskuler semua organ yang bekerja tidak dapat
dipisahkan karena bersifat serial, dan jika salah satu tidak bekerja maksimal
maka semua sistem menjadi tidak bekerja maksimal pula. Dalam sistem
cardiovaskuler jantung berfungsi untuk memompakan darah ke seluruh tubuh.
Terdiri dari 2 serambi (serambi kanan dan kiri) dan 2 bilik (bilik kanan dan
kiri). Darah berfungsi mengedarkan sari makanan dan membawa O2.
Jantung merupakan suatu organ otot
berongga yang terletak di pusat dada. Bagian kanan dan kiri jantung
masing-masing memiliki ruang sebelah atas (atrium yang mengumpulkan
darah dan ruang sebelah bawah (ventrikel) yang mengeluarkan darah. Jantung
dan pembuluh darah merupakan alat dalam tubuh yang mengatur peredaran darah,
sehingga kebutuhan makanan dan sisa metabolisme jaringan dapat terangkut dengan
baik. Jantung sebagai organ pemompa darah sedangkan pembuluh darah sebagai
penyalur darah ke jaringan. Sistem kardiovaskuler dikendalikan oleh sistem
saraf otonom.
Pada saat berdenyut, setiap ruang
jantung mengendur dan terisi darah disebut diastol, selanjutnya jantung
berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung disebut sistol. Darah
yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak karbondioksida dari seluruh tubuh
mengalir melalui 2 vena terbesar yaitu vena kava menuju ke dalam atrium kanan.
Setelah atrium kanan terisi darah, dia akan mendorong darah ke dalam ventrikel
kanan. Darah dari ventrikel kanan akan dipompa melalui katup pulmoner ke dalam arteri pulmonalis.
Darah yang kaya akan oksigen
mengalir di dalam vena pulmonalis menuju ke atrium kiri. Peredaran darah
diantara bagian kanan jantung, paru-paru dan atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner. Darah dalam atrium kiri akan didorong ke
dalam ventrikel kiri, yang selanjutnya akan memompa darah yang kaya akan
oksigen ini melewati katup aorta masuk
ke dalam aorta (arteri terbesar dalam tubuh). Darah kaya oksigen ini
disediakan untuk seluruh tubuh, kecuali paru-paru.
Perbedaan antara jantung yang terlatih
dengan jantung yang tidak terlatih adalah terletak pada kuat dan lemahnya otot
jantung. Jantung yang terlatih akan memiliki struktur otot yang kuat, sehingga
dalam sekali denyut, jantung yang terlatih dapat memompa darah yang lebih
banyak dari jantung normal, hal tersebut menyebabkan jumlah denyutan jantung
terlatih tiap menit lebih sedikit dari jumlah denyutan jantung normal.
6.
Sistem Respirasi
Karen
Birch (2005:58) The pulmonary system provides
the first step in the “oxygen cascade” which sees oxygen move from the air, we
breath to the mitochondria of human cells. Other roles for the pulmonary system
include the regulation of carbon dioxcide levels in the body.
Sistem
respirasi (sistem pernafasan) adalah sistem yang memiliki fungsi untuk
mengambil oksigen, menyediakan oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida ke luar
tubuh. Alat pernafasan manusia terdiri dari rongga hidung, faring, trakea,
bronkus, dan paru-paru. Bila salah satu organ pernafasan tidak mampu berfungsi
secara normal maka bisa mempengaruhi kerja sistem pernafasan secara umum.
Ada dua cara
pernafasan yang dilakukan manusia, yaitu pernafasan dada dan pernafasan perut.
Organ yang terlibat pada pernafasan dada adalah tulang rusuk, otot antar rusuk
(intercostae), dan paru-paru.
Sedangkan pada pernafasan perut yang terlibat adalah diafragma, otot perut, dan
paru-paru.
a.
Pernafasan dada, inspirasi pada pernafasan dada terjadi apabila
otot antar tulang rusuk berkontraksi, hal tersebut menyebabkan tulang rusuk terangkat
dan volume rongga dada membesar, sehingga tekanan udara di dalamnya menjadi
lebih kecil daripada tekanan udara luar dan udara masuk ke paru-paru. Ekspirasi terjadi bila
otot antar tulang rusuk relaksasi yang menyebabkan posisi tulang rusuk turun
sehingga volume rongga dada akan mengecil dan tekanan udara membesar, akibatnya
udara terdorong ke luar dari paru-paru.
b.
Pernafasan perut, inspirasi pada pernafasan perut terjadi apabila otot diafragma
berkontraksi dan menyebabkan posisi diafragma mendatar, mendatarnya diafraga
tersebut mengakibatkan volume rongga dada bertambah besar sehingga tekanannya
mengecil dan udara masuk ke paru-paru. Ekspirasi terjadi apabila otot
diafragma mengalami relaksasi yang menyebabkan posisi diafragma
naik/melengkung, sehingga rongga dada mengecil dan tekanan membesar, akibatnya
udara terdorong keluar.
Perbedaan antara
paru-paru terlatih dengan paru-paru yang tidak terlatih adalah terletak pada besar
dan kecilnya kapasitas vital paru-parunya. Kapasitas vital paru-paru
olahragawan relatif lebih besar daripada kapasitas vital paru-paru orang biasa,
hal itu disebabkan karena paru-paru pada olahragawan memiliki elastisitas yang
lebih tinggi daripada elastisitas paru-paru orang biasa, selain itu kapasitas vital
paru-paru olahragawan lebih besar daripada kapasitas vital orang biasa, juga
disebabkan karana otot dada dan diafragma pada olahragawan lebih baik dari pada
otot dada dan diafragma orang biasa, sehingga kontraksi otot dada dan kontraksi
diafragma yang dihasilkan olahragawan pada saat melakukan pernafasan, lebih
maksimal daripada kontraksi otot dada orang biasa.
Fisiologi merupakan salah satu cabang ilmu dalam biologi, fisiologi
merupakan suatu ilmu yang mengkaji fungsi dari sel, organ dan system organ
dalam mahluk hidup. Fisiologi yang berusaha menjelaskan fungsi dan kerja tubuh
yang berhubungan dengan olahraga disebut fisiologi olahraga. Fisiologi olahraga memungkinkan kita untuk menyusun jadwal latihan,
mengatur gizi dan pengelompokan atlet berdasarkan keadaan fisiologis.
Secara
umum aktivitas yang terdapat dalam aktivitas fisik terdiri dari kombinasi antara
aktivitas yang
bersifat aerobik dengan aktivitas yang bersifat anaerobik. Intensitas dan
durasi aktivitas fisik menentukan metode metabolisme yang akan digunakan tubuh.
Pada awalnya saat aktivitas fisik dimulai, ATP dihasilkan melalui metabolisme
aerobik, namun dengan semakin meningkatnya aktivitas fisik, semakin meningkatnya
kebutuhan ATP, ketidak mampuan paru-paru dan jantung mensuplai oksigen yang
dibutuhkan untuk metabolisme aerobik, maka tubuh harus melakukan metabolisme
anaerobik.
Sistem
kardiovaskuler dan sistem respirasi merupakan salah satu unsur yang sangat
penting dalam
aktivitas fisik. Semakin baik sistem kardiovaskuler dan sistem respirasi yang
dimiliki seseorang, maka akan semakin baik pula penampilan seseorang tersebut
dalam melakukan aktivitas fisik. Semakin baik fungsi dari sistem respirasi,
maka akan semakin banyak O2 yang dapat masuk kedalam tubuh. Semakin
baik fungsi dari sistem kardiovaskuler maka semakin baik pula sistem
transportasi dalam tubuh, sehingga kebutuhan dari organ, jaringan dan sel dalam
tubuh terhadap O2, sari makanan, dan lain sebagainya
dapat terpenuhi dengan baik, sehingga aktivitas fisik dapat dilakukan secara
maksimal dan tercapai prestasi yang maksimal pula.
abang dari UM kah?
BalasHapus