RESPON DAN ADAPTASI TERHADAP AKTIVITAS FISIK
No.
|
ORGAN
|
RESPON
|
ADAPTASI
|
KETERANGAN
|
1.
|
JANTUNG
|
|||
frekuensi
denyut
jantung (hart rate) meningkat
|
kekuatan
otot jantung bertambah
|
|||
Stroke Volume
Stroke volume
(isi sekuncup) adalah volume atau jumlah darah yang di pompa oleh jantung
pada setiap denyutannya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah darah
yang dapat di pompa keluar oleh jantung, yaitu :
a. Besarnya
ventrikel (bilik jantung) itu sendiri. Dengan melakukan latihan Ventrikel
dapat bertambah besar.
b. Kekuatan dari
jantung waktu memompa. Hal ini tergantung dari kekuatan otot jantung, dan
kekuatan ini dapat bertambah dengan adanya latihan.
c. Jumlah darah
yang dikembalikan ke jantung. Latihan olahraga yang berjalan secara ritmik,
dan menekan pembuluh darah balik (vena) pada otot-otot kaki, dapat
mengembalikan jumlah darah yang cukup banyak dan membantu menaikkan stroke
volume.
|
Latihan
Anaerobik mengakibatkan otot jantung
menjadi lebih tebal
|
|||
Cardiac output
Cardiac output
(curah jantung) adalah jumlah darah yang di pompa oleh jantung setiap menit.
Ini bisa naik sesuai dengan kenaikan tingkat kerja sampai pada titik
kelelahan.
Perbedaan
nyata antara pelari yang betul-betul terlatih dan yang kurang baik kondisinya
terletak pada jumlah cardiac output-nya, atau pada jumlah darah yang dapat di
pompa setiap menit ke dalam otot-otot dalam bandanya.
Darah
yang di pompa dari jantung setiap denyut nya ditentukan oleh laju pemompaan
jantung (heart rate) dan jumlah darah yang dikeluarkan (stroke volume)
sehingga cardiac output dapat dihitung :
Cardiac
Output = Heart Rate x Stoke Volume
Di
samping itu cardiac output juga dapat dihitung dengan cara mengetahui
konsumsi oksigen maksimal seseorang selama satu menit dan perbedaan rata-rata
antara kandungan oksigen pada arteri dan vena (a-v O2 diff).
|
Latihan
aerobic mengakibatkan bilik jantung
menjadi lebih lebar atau luas
|
|||
Ventrikel kiri lebih tebal atau luas karena memompa
ke seluruh tubuh
|
||||
Pada atlet,
irama jantung
dalam keadaan
istirahat lebih rendah
dibandingkan
dengan seorang yang tidak
terlatih.
Irama jantung pada waktu istirahat
dapat mencapai
40 x/menit pada seorang atlet, sedangkan pada seorang yang tidak
terlatih
mencapai 90 x/menit.
|
||||
Isi sekuncup (stroke
volume) pada seorang atlet lebih besar daripada yang bukan atlet. Hal ini
terjadi pada waktu istirahat maupun pada waktu bekerja. Curah jantung
maksimum (cardiac output) pada seorang atlet dapat mencapai 40 l/menit.
Curah jantung sangat mempengaruhi maksimum daya serap oksigen. Boleh
dikatakan lebih besar curah jantung, lebih besar pula daya serap oksigennya
|
No.
|
ORGAN
|
RESPON
|
ADAPTASI
|
KETERANGAN
|
2.
|
PEMBULUH DARAH
|
|||
Terjadi
vasodilatasi
|
Peningkatan
elastisitas pembuluh darah
|
Terjadi terutama pada otot yang sedang
bekerja.
|
||
Peningkatan
distribusi darah
|
Peningkatat
jumlah kapiler-kapiler darah
|
No.
|
ORGAN
|
RESPON
|
ADAPTASI
|
KETERANGAN
|
3.
|
PARU-PARU
|
|||
pada latihan
static (high intensity, strength
exercise, dan
latihan yang membatasi
kontraksi otot
seperti angkat berat atau
latihan
isometric) didapatkan hasil sedikit
peningkatan
ambilan oksigen, cardiac
output, dan
stroke volume daripada latihan
dinamik.
Tetapi pada latihan static lebih
meningkatkan
tekanan darah dan tekanan
rata-rata
arteri.
|
Dengan
latihan maka elastisitas paru bertambah
|
Adaptasi
tersebut terjadi pada saat melakukan aktifitas olahraga yang bersifat Aerobik
|
||
Ventilasi
bertambah
|
Meningkatkan
jumlah alveoli yang terbuka dan aktif
|
|||
frekuensi
pernafasan meningkat
|
Meningkatkan
perfusi (pertukaran udara dipembuluh darah alveolus)
|
|||
Meningkatkan nilai
difusi (Pertukaran dari pembuluh darah ke sel tubuh)
|
||||
Hawa
tidal meningkat atau pernafasan menjadi lebih dalam
|
Menguatnya
otot-otot pernapasan
|
No.
|
ORGAN
|
RESPON
|
ADAPTASI
|
KETERANGAN
|
4.
|
OTOT
|
|||
Selama latihan
dinamis
(seperti lari,
renang, atau bersepeda) akan
merangsang
kontraksi kelompok otot-otot
besar.
|
Hipertrofi, hipertrofi
disebabkan oleh peningkatan diameter serabut otot daripada oleh peningkatan
jumlah serabut, walapun tidak hal ini tidak sepenuhnya benar karena beberapa
serabut otot yang sangat membesar diyakini memisah di tengah , di seluruh
panjang otot untuk membentuk serabut-serabut yang seluruhnya baru, sehingga
sedikit meningkatkan jumlah serabutnya.
|
|||
-
Dilatasi pembuluh darah pada otot yang bekerja
-
jumlah kontraksi otot
|
- dayatahan
terhadap fatigue,
- kepadatan
kapiler pd otot
- aktivitas
enzim
|
Latihan
anaerobic atau aerobic
|
||
- ukuran
serabut otot (hypertrophy)
- kapasitas glycolytic
myosin ATPase
|
Adaptasi
pada Strength training/anaerobic
training
|
|||
- area cross sectional, karena:
jumlah
myofibrils
|
||||
- jumlah
serabut otot (hyperplasia)
|
||||
Kekuatan otot meningkat, pada latihan
kekuatan otot, peningkatan kekuatan otot awalnya disebabkan oleh perbaikan
kontrol sistem saraf motorik seperti penyelarasan rekrutmen motor unit,
penurunan penghambatan autogen Golgi tendon organ, koaktivasi otot agonis dan
antagonis serta frekuensi impuls motorik yang menuju motor unit.
|
||||
Perubahan
struktur otot,
ini dapat terjadi sebagai akibat latihan kekuatan, baik di neuromuscular
junction maupun di serat otot.
Perubahan
yang terjadi di dalam serabut otot yang hipertrofi itu sendiri meliputi:
a.
Peningkatan jumlah miofibril, filamen aktin dan
miosin, sarkoplasma, serta jaringan penunjang lainnya; sebanding dengan
derajat hipertrofi
b.
Peningkatan enzim-enzim mitokondria sampai dengan
120%
c.
Peningkatan komponen sistem metabolisme fosfagen,
termasuk ATP dan fosfokreatin sebanyak 60-80%
d.
Peningkatan cadangan glikogen sebanyak 50%
e.
Peningkatan cadangan trigliserida (lemak) sebanyak
75-100%
Akibat semua perubahan ini, kemampuan
sistem metabolik aerob dan anaerob meningkat, terutama meningkatkan kecepatan
oksidasi maksimum dan efisiensi sistem metabolism oksidatif sebanyak 45%.
|
||||
Akibat
latihan daya tahan, otot juga akan mengalami sedikit hipertrofi namun
adaptasi terbesar terjadi pada proses biokimiawi di dalam
otot. Mitokondria otot meningkat jumlahnya, disertai peningkatan jumlah
dan aktivitas enzim oksidatif yang ditunjang oleh perubahan struktur lain
yang menunjang peningkatan kerja otot seperti
peningkatan
mikrosirkulasi otot.
|
||||
§ VO2
max
§ ukuran,
jumlah, dan efisiensi kerja mitokondria
§ kandungan
myoglobin
|
Adaptasi Endurance training/aerobic training
|
No.
|
ORGAN
|
RESPON
|
ADAPTASI
|
KETERANGAN
|
5.
|
SISTEM ENERGI
|
|||
¯
simpanan sumber energi di dalam otot (ATP, PC, dan Glikogen)
|
§ penyimpanan
sumber energi di dalam otot
|
|||
§ sumber energi
di otot (ATP, PC, glikogen)
§ pemecahan dan
resintesis ATP-PC
|
Adaptasi strength training/anaerobic training
|
|||
§ simpanan dan
penggunaan intramuscular triglycerides
§ sintesis dan
penyimpanan glikogen otot
|
Adaptasi Endurance training/aerobic training
|
No.
|
ORGAN
|
RESPON
|
ADAPTASI
|
KETERANGAN
|
6.
|
IMUNITAS
|
|||
JUMLAH SEL
•
Latihan moderate : menimbulkan peningkatan jumlah
leukosit (Yang meningkat terutama
netrofil dan limfosit)
•
Latihan berat: dapat menurunkan monosit,
netrofil dan NKC
|
•
Dalam 3 sampai 24 jam setelah latihan sistem kekebalan kembali ke keadaan
pre-exercise.
•
Terdapat sedikit perbedaan dimana ada peningkatan
NKC dan aksi cytokin individu terlatih dibandingkan dengan orang normal.
•
Orang yang terlatih cenderung memiliki aktivitas
antiinflamasi sehingga lebih aman terhadap gangguan penyakit kronis.
|
|||
CYTOKIN
•
Latihan moderate : Terjadi peningkatan anti-inflammatory
cytokines : IL-6 , IL-10, and IL-1-receptor antagonist (IL-1ra)
terutama dari sel otot.
•
Latihan Berat : Terjadi peningkatan inflammatory
cytokines, seperti TNF, inflammatory protein-1, and IL-1 dan penurunan IL-6,
IL-1 dari limfosit selama beberapa jam
|
||||
POTENSI INFEKSI ISPA
•
Latihan moderate : Tidak ada peningkatan resiko
terhadap ISPA
•
Latihan Berat : Terjadi peningkatan resiko ISPA
2-6 x pada 3jam-24 jam paska latihan
|
||||
ERITROSIT
Plasma
menurun
Eritrosit
meningkat secara relatif (hematokrit meningkat)
Pada
intensitas tinggi terjadi pemecahan eritrosit
|
ERITROSIT
Eritrosit
dan hb meningkat absolut terutama pada latihan di dataran tinggi
|
|||
LEKOSIT
MODERATE : peningkatan cytokin anti inflamasi
BERAT : Penurun Jumlah Lekosit
peningkatan cytokin pro inflamasi
|
LEKOSIT
Tidak ada *
|
|||
TROMBOSIT
Peningkatan
anti koagulasi
§ Lewat
mekanisme peningkatan TPA Tissue plaminogen activator)
|
TROMBOSIT
Tidak ada*
|
No.
|
ORGAN
|
RESPON
|
ADAPTASI
|
KETERANGAN
|
7.
|
JARINGAN IKAT
|
|||
Jaringan ikat cair
§ Plasma
menurun, eritrosit meningkat secara relatif
§ Peningkatan
anti koagulasi
|
||||
Jaringan ikat padat:
TULANG KERAS
Peningkatan formasi dan
reabsorbsi tulang:
a. Formasi : procollagen type I amino
terminal propeptide (P1NP) meningkat
b. Reabsorbsi: Carboxyterminal crosslinked
telopeptide (CTx) meningkat
|
TULANG KERAS
Usia
anak : optimaliaasi pertumbuhan tulang memanjang dan perioseteum growth
•
Usia sebelum 35 :
•
Usia setelah 35 tahun : penurunan bone mineral loss
•
Faktor yang mempengaruhi : kuantitas beban,
frekuens beban dan distribusi beban
•
Adaptasi dipengaruhi oleh hormon, vitamin D dan
Nutrisi
|
|||
CARTILAGO
a. Intensitas
sedang ; meningkatkan formasi/remodelling
fibril collagen
b. Intensitas
tinggi : kerusakan sel karena proses remodelling tidak optimal
|
CARTILAGO
a. Peningkatan
kekuatan kartilago Peningkatan elastisitas kartilago
b. Latihan
intensitas tinggi yang berlanjut menimbulkan Kerusakan sel yang berwujud pada microtrauma, bila
berlanjut menjadi macro trauma dan menimbulkan osteoarthritis
|
|||
TENDO DAN LIGAMEN
a. Intensitas
sedang ; meningkatkan formasi/remodelling
fibril collagen
b. Intensitas
tinggi : kerusakan sel karena proses remodelling tidak optimal (serupa
dengan yang terjadi pada cartilago)
|
TENDO DAN LIGAMEN
a.
Peningkatan kaliber tendo atau ligamenPeningkatan
kekuatan tendo Peningkatan elastisitas ligamen dan tendo
b.
Perubahan yang terjadi lebih lambat dibanding
tulang katena vaskularisasi yang lebih sedikit,
c.
Imobilisasi sendi
9 minggu menurunkan kekuatan 69% karena terjadi penurunan fibril
kolagen dan glikosaminoglikan
|
|||
LEMAK
a. Pada latihan
dengan durasi lama dan intensitas sedang
terjadi peningkatan oksidasi lemak
b. Oksidasi otot
maksimal terjadi pada intensitas 65% VO2 maks
c. Latihan dengan
durasi lebih dari 20 menit lemak
menjadi sumber utama dibandingkan dengan glukosa
|
LEMAK
a.
Latihan endurance meningkatan mitokondria dan enzim oksidatif sehingga
meningkatkan kapasiats oksidasi lemak sehingga proporsi penggunaan lemak
sebagai sumber energi meningkat.
b.
Peningkatan oksidasi jaringan lemak menurunkan
persentase lemak sehingga proporsi
massa otot meningkat
c.
Peningkatan proporsi massa otot meningkatkan Basal
metabolic rate.
|
No.
|
ORGAN
|
RESPON
|
ADAPTASI
|
KETERANGAN
|
8.
|
SYARAF
|
|||
§ fungsi ganglia
basalis, cerebellum, tractus
pyramidalis, systema extrapyramidale dan neuromuscular
§ ¯ level neurotransmitters seperti serotonin dan norepinephrine
|
§ jumlah
neurons(neurogenesis) di hippocampus
§ ketebalan
miyelin
§ endorpin release
§ kekuata
koneksi syaraf dengan peningkatan jumlah koneksi dendrite antar neurons
|
|||
§ Saraf memerintahkan otot untuk
berkontraksi
|
§
Otot
diberi rangsang oleh banyak serabut saraf dan satu serabut saraf memerintah
beberapa serabut otot. Satu serabut saraf yang memerintah (normal ± 150
serabut otot) disebut 1 motor unit. Makin banyak motor unit di otot maka
kemungkinan gradasi kekuatan akan lenih halus.
|
No.
|
ORGAN
|
RESPON
|
ADAPTASI
|
KETERANGAN
|
9.
|
HORMON
|
|||
§ Selama latihan
fisik Growth Hormone meningkat, menyebabkan:
§ Mobilisasi asam
lemak dari jaringan adipose meningkat
§ Pengaturan
glukosa darah meningkat
|
§ jumlah hormon
yg dihasilkan meningkat
§ jumlah
reseptor
|
|||
§ produksi Antidiuretic hormon (ADH), untuk
menjaga volume plasma dg cara mengurangi kehilangan air dari tubuh
|
Meningat selama latihan > 60% VO2
max
|
|||
§ produksi
cortisol (menstimulasi sintesis glukosa, mobilisasi FFA, gluconeogenesis)
|
Selama latihan dg intensitas tinggi > 60% VO2
max
|
|||
§ plasma
epinephrine dan norepinephrine
|
§ ¯ plasma
epinephrine dan norepinephrine
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar