Kamis, 13 Februari 2014

PENGARUH FILSAFAT TERHADAP AKTIVITAS FISIK

PENGARUH FILSAFAT TERHADAP AKTIVITAS FISIK




Saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan sangat pesat. Manusia mengembangkan berbagi bidang keilmuan yang menghasilkan kebermanfaatan bagi masyarakat. Keilmuan yang sudah ditemukan orang – orang terdahulu mengalami perbaikan – perbaikan sehingga orang semakin bertanya tentang makna dari keilmuan itu sendiri.

Aktivitas fisik merupkan bagian penting dalam kehidupan manusia. Seseorang bisa dikatakan hidup jika masih bisa melakukan aktivitas fisik karena sesungguhnya ciri dari seorang manusia itu adalah bergerak selain otak atau pikirannya yang selalu digunakan untuk berpikir dan hatinya untuk merasa.
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang salah satu manfaatnya adalah memudahkan segala kehidupan manusia misalkan ditemukannya handphone, komputer, dan alat – alat canggih lainnya lantas melupakan manusia sebagai makhluk yang bergerak artinya bahwa manusia harus melakukan aktivitas fisik yang cukup agara kondisi tubuh bisa tetap sehat dan bugar. Seiring dengan berkembangnya hal tersebut, maka manusia harusnya juga bisa berpikir yang mendalam tentang pentingnya  aktivitas fisik untuk mendukung berbagai keilmuan khususnya ilmu tentang aktivitas fisik itu sendiri.
Filsafat telah mengajarkan kepada kita tentang pentingnya berpikir yang mendalam, komprehensif atau menyeluruh dan radikal sampai pada titik akar permasalahan sehingga seseorang benar – benar mengetahui kondisi yang sesungguhnya. Filsafat yang mempelajari ilmunya ilmu pengetahuan sudah selayaknya ditempatkan pada posisi terdepan pada setiap bidang keilmuan yang dipelajari.
     Dalam hal ini filsfatat memiliki peran penting dalam mengkaji secara mendalam tentang aktivitas fisik. Pengkajian yang mendalan,komprehensif dan radikal akan mengahasilkan terbongkarnya makna, manfaat, cara, dan berbagai hal penting lainnya yang terkait denganh aktivitas fisik. Seorang akademisi, ilmuan, dan peneliti harus mempelajari secara benar tentang filsafat, sehingga hasil kajian atau penelitian akan benar – benar berasal dari pikiran jernih dan bersifat ilmiah bukan bukan karena ada kepentingan lain dibalik semua hal yang dilakukannya.

A.      Filsafat
1.      Pengertian Filsafat
Filsafat dalam bahasa Inggris, yaitu philosophy, adapun istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani, philosophia, yang terdiri atas dua kata: philos (cinta) atau philia (persahabatan, tertarik kepada) dan shopia (hikmah, kebijaksanaan, pengetahuan, keterampilan, pengalaman praktis, inteligensi). Jadi secara etimologi, filsafat berarti cinta kebijaksanaan atau kebenaran.
Beberapa pakar filsafat memiliki definisi masing – masing terkait dengan filsafat. Perbedaan yang mereka ungkapkan lebih pada tataran bahasa namun memiliki makna yang hampir sama. Menurut Jujun S. Suria Sumantri (2007:19) berpendapat bahwa:
Pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahu, kepastian dimulai dengan rasa ragu – ragu dan filsafat dimulai dengan keduanya. Berfilsafat didorong untuk mengetahui apa yang telah kita tahu dan apa yang belum kita tahu. Berfilsafat berarti berendah hati bahwa tidak semuanya akan kita ketahui dalam kesemestaan yang seakan tak terbatas ini. Demikian juga berfilsafat berarti mengoreksi diri, semacam keberanian untuk berterus terang, seberapa jauh sebenarnya kebenaran yang dicari telah kita jangkau.
Menurut Louis O.Katsoof (2004:6) filsafat merupkan pemikiran secara sistematis. Sedangkan Anas Salahudin (2011:11-12) menyatakan bahwa filsafat adalah:
Proses pencarian kebenaran, dengan cara menelusuri hakikat dan sumber kebenaran secara sistematis,logis,kritis, rasional dan spekulatif.Alat yang digunakan mencari kebenaran adalah akal yang merupakan sunber utama berpikir. Dengan demikian kebenaran filosof adalah kebenaran berpikir yang rasional, logis, sistematis, kritis, radikal, dan universal.

Dari definisi – definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa filsafat adalah: Proses berpikir yang dilandasi dengan rasa ingin tahu yang tinggi untuk mendapatkan kebenaran dengan cara sistematis, logis,kritis, spekulatif, rasional, dan universal.
2.      Karakteristik Berpikir Filsafat
     Dalam mendefinisikan filsafat banyak orang berbeda pandangan, namun dari situlah sebenarnya orang itu telah bersfilsafat karena pada intinya bahwa seorang yang berfilsafat mampu menjadi orang yang bijaksana. Kita bisa melihat orang yang berpikir filsafat dari karakteristiknya. Menurut Jujun S.Suriasumantri (2007:20-22) karakteristik berpikir filsafat mengandung tiga hal yaitu: menyeluruh, mendasar, dan spekulasi.
a)      Menyeluruh
Seorang ilmuan tidak akan puas dan tidak akan berhenti memahami secara mendalam tentang ilmu yang sedang ia pikirkan. Ilmuan  akan mencoba melihat ilmu dari sudut pandang yang berbeda artinya dia tidak hanya melihat ilmu dari bidang ilmunya itu sendiri. Dia akan melihat hakekat ilmu yang dihubungkan dengan keilmuan yang lainnya sehingga akan memberikan kebermanfaatan yang lebih. Seorang ilmuan yang berpikir tentang aktivitas fisik, dia tidak hanya berpikir tentang aktivitas fisik itu sendiri namun lebih dari itu dia akan melihat hubungannya dengan kesehatan, dengan sosial, bisa juga dikaitkan dengan bagaimana agama memandangnya. Dia ingin berpikir dan yakin bahwa ilmu itu akan berguna bagi dirinya dan masyarakat.
b)      Mendasar
Berpikir secara mendasar berarti seseorang ingin membongkar ilmu itu secara fundamental sampai pada akar – akar keilmuan tersebut. Orang yang mampu bersifilsafat, berpikir mendasar tentang ilmu tersebut tidak akan puas dan percaya terhadap kebenaran ilmu itu sendiri. Dia akan selalu bertanya tentang kebenaran ilmu itu, alasan orang membenarkan ilmu itu, apakah alasan dan instrumen yang digunakan itu benar dan seterusnya. Dia akan berputar seperti sebuah lingkaran dan harus menentukan titik awal yang benar, tidak hanya berhenti disitu dia juga akan berpikir apakah cara dan instrumen menentukan titik awal itu sudah benar.
c)      Spekulasi
Semua pengetahuan yang ada saat ini berawal dari sebuah spekulasi. Dari hasil kebenaran itulah ilmu pengetahuan mampu untuk berkembang. Thomas Alva Edisnon melakukan 999 kali spekulasi hingga akhirnya mampu menghasilkan lampu listrik di penelitiannya yang ke 1000. Banyak ilmuan lain yang telah menunjukkan kepada kita bahwa semuanya itu berawal dari spekulasi, pertanyaaan dan rasa ingin tahu yang tinggi. Ilmu pengetahuan tidak akan ada kalau para filsuf tidak melakukan spekulasi. Dalam memahami spekulasi disini yang terpentinng adalah prosesnya, kita harus mampu membedakan spekulasi yang bisa diandalkan dan yang tidak bisa dianndalkan dalam menganalisi dan melakukan pembuktian. Dari hal ini kita bisa melihat tentang tugas filsafat yaitu menetapkan dasar – dasar yang dapat diandalkan berkaitan dengan logis, benar dan sohih.

3.      Cabang – Cabang Dalam Filsafat
Dalam mengklasifikasikan cabang – cabang filsaat kita bisa melihat dari pokok permasalahan yang dibahas. Menurut Jujun S.Suria Sumantri (2007 : 32):
Pokok permasalahan yang dikaji filsafat mencakup tiga segi yakni apa yang disebut benar apa yang disebut salah (logika), mana yang dianggap baik dan mana yang dianggap buruk (etika), serta apa yang termasuk indah dan apa yang termasuk jelek (estetika), ketiga cabang utama filsafat ini bertambah lagi yakni, pertama teori tentang ada: tentang hakikat keberadaan zat, tentang hakikat pikiran, serta kaitan antara zat dan pikiran yang semuanya terangkum dalam metafisika, dan kedua politik: yakni kajian mengenai organisasi sosial/ pemerintahan ideal.

Dari lima cabang filsafat itulah dunia filsafat berkembang hingga menghasilkan kajian yang lebih spesifik yaitu filsafat ilmu, mencakup tentang:
a)      Epistemologi (filsafat pengetahuan)
b)      Etika (Filsafat moral)
c)      Estetika (Filsafat seni)
d)     Metafisika
e)      Politik (Filsafat pemerintah)
f)       Filsafat Agama
g)      Filsafat Ilmu
h)      Filsafat Pendidikan
i)        Filsafat Hukum
j)        Filsafat Sejarah
k)      Filsafat Matematika
Dalam hal ini filsafat ilmu yang menjadi bagian dari filsafat pengetahuan memiliki kontribusi yang sangat besar terhadap pengembangan ilmu pengetahuan. Dari filsafat ilmu inilah orang akan bertanya hakikat kebenaran yang bisa dejelaskan secara ilmiah. Pertanyaan itu akan merujuk kepada Apa yang dikaji (ontologi), Bagaimana cara mendapatkannya (epistemologi), dan untuk apa pengetahuan tersebut (aksiologi).
1)      Ontologi
Ontologi melihat pada sesuatu yang nyata tentang apa yang sedang dikaji oleh ilmu itu. Hal inilah yang dijadikan landasan para filsuf dalam mendalami satu keilmuan secara secara fundamental dan logis. Ontologi akan selalu membuat orang untuk bertanya tentang hakikat ilmu sehingga ilmu tersebut akan selalu berkembang                                                                                                                                                              
2)      Epistemologi
Epistemologi mengajak seorang untuk bepikir bagaimana mendapatkan dan cara yang digunakan. Dalam hal ini epistemologi akan mengajak orang pada pemahaman yang akan mengarah pada cabang – cabang keilmuan yang sedang dikaji.
3)      Aksiologi
Aksiologi  akan membawa pikiran manusia pada nilai kebermanfaatan suatu ilmu. Ilmu tidak hanya dikaji tentang ilmu itu sendiri tetapi harus diterapkan dalam tindakan nyata sehingga akan memberikan nilai kebermanfaatan kepada masyarakat.

B.       Aktivitas Fisik
1.      Pengertian Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik merupakan kegiatan yang dilakukan jasmani manusia dengan melibatkan psikologis, fisiologis, dan kepribadian. Bidang studi ditujukan untuk pemahaman semua aspek kegiatan fisik manusia (biologis, fisik, perilaku, dan sosial). Penerapan ilmu aktivitas fisik bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan manusia (Wankel, Leonard M & Sefton, Judy M dalam Bouchard, C., McPherson, Barry D., & Taylor, Albert W., 1994: 5).
Dalam hal ini aktivitas fisik tidak dapat dipisahkan dari jiwa dan pikiran. Aktivitas fisik yang dilakukan berdasarkan atas kesadaran dan memiliki tujuan.Pengertian tersebut juga mengarahkan manusia kepada pengaruh aktivitas fisik terhadap unsur yang ada dalam diri dan kehidupannya yang bersifat fisik yaitu biologis, fisik, perilaku dan sosial.

2.      Macam – Macam Aktivitas Fisik Dilihat Dari Tujuannya:
a)      Ketahanan (Endurance)
Aktivitas fisik yang bersifat untuk ketahanan, dapat membantu jantung, paru-paru, otot, dan sistem sirkulasi darah tetap sehat dan membuat kita lebih bertenaga. Untuk mendapatkan ketahanan maka aktivitas fisik yang bisa dilakukan selama 30 menit per hari. Contoh beberapa aktivitas yang bisa dilakukan adalah:

1)      Berjalan kaki
2)      Lari ringan.
3)      Berenang,
4)      Senam aerobik
5)      Bermain tenis.
b)     Kelenturan (Flexibility).
Aktivitas fisik yang bersifat untuk kelenturan dapat membantu pergerakan lebih mudah, mempertahankan otot tubuh tetap lemas (lentur) dan sendi berfungsi dengan baik. Untuk mendapatkan kelenturan maka aktivitas fisik yang bisa dilakukan selama 30 menit per hari. Contoh beberapa aktivitas fisik yang bias dilakukan adalah:
1)      Peregangan, mulai dengan perlahan-lahan tanpa kekuatan atau sentakan, lakukan secara Teratur untuk 10-30 detik, bisa mulai dari tangan dan kaki.
2)      Senam lantai
3)      Lari melewati rintangan
4)      Gerakan – gerakan kombinasi
c)      Kekuatan (strength).
Aktifitas fisik yang bersifat untuk kekuatan dapat membantu kerja otot tubuh dalam menahan sesuatu beban yang diterima, tulang tetap kuat, dan mempertahankan bentuk tubuh serta membantu meningkatkan pencegahan terhadap penyakit seperti osteoporosis (keropos pada tulang). Untuk mendapatkan kelenturan maka aktivitas fisik yang bisa dilakukan selama 30 menit per hari. Contoh beberapa aktivitas fisik yang bias dilakukan adalah
1)      Push-up,
2)      Naik turun tangga
3)      Angkat berat/beban
4)      Fitnes

Aktivitas fisik tersebut harus dilakukan secara rutin, dan memerlukan waktu untuk bisa melihat hasilnya. Aktivitas fisik dalam kegiatan kerja  sehari – hari seperti petani yang mencangkul, pekerja angkat angkat barang, dan seorang petugas parkir yang terus melakukan gerakan fisik bisa mendukung tujuan dari aktvitas fisik dengan tujuan ketahan, kelenturan dan kekuatan namun kurang bisa berpengaruh secara signifikan.



    Berkembangnya pengetahuan tentang aktivitas fisik merupakan sumbangan besar dari filsafat. Dalam hal ini filsafat menempati posisi strategis dalam melihat, memikirkan, menganalisa dan melakukan kajian sehingga ilmu pengetahuan tentang aktivitas fisik mengalami perkembangan. Kebermanfaatn Filsafat dalam aktivitas fisik bisa dilihat dari tiga hal yaitu:
1.      Ontologi
Dalam hal ini ontologi mengkaji tentang makna dari aktivitas fisik, sehingga muncullah berbagai definisi tentang aktivitas fisik. Aktivitas menunjukkan makna gerak tubuh, dalam hal ini adalah gerak tubuh manusia yang menggerakkan tubuhnya secara sadar untuk mencapai tujuan tertentu. Objek material dari aktivitas fisik adalah manusia itu sendiri yaitu tubuh atau raga tanpa memisahkannya dengan jiwa, dan pikiran.
2.      Epistemologi
Inti dari aktivitas fisik ditujukan untuk pemahaman semua aspek kegiatan fisik manusia secara biologis, fisik, perilaku, dan sosial. Kajian secara epistemologi ini yang akan memberikan pemahaman tentang cara yang digunakan dalam mendalami Physical Activity Sciences. Orang akan bisa melihat lebih mendalam tentang aktivitas fisik dengan menghubungkan dengan keempat hal tersebut. Dalam mengkaji aktivitas fisik dari sisi fisik manusia,akan ditemukan cara melakukan aktivitas fisik yang benar yaitu:
a)      Lakukan aktivitas fisik sebelum makan atau 2 jam setelah makan.
b)      Awali aktivitas fisik dengan pemanasan dan peregangan.
c)      Lakukan gerakan ringan dan secara perlahan ditingkatkan sampai sedang.
d)     Jika sudah terbiasa dengan aktivitas tersebut, frekuensi dan intensitas-nya dapat ditambah atau ditingkatkan.
e)      Lakukan secara bertahap hingga mencapai 30 menit. Jika belum terbiasa dapat dimulai dengan beberapa menit setiap hari dan ditingkatkan secara bertahap.
3.      Aksiologi
Kerangka aksiologi akan memberikan pemahaman kepada manusia terkait dengan alasan keilmuan itu dikaji. Pendekatan tentang kebermanfaatan ilmu itu bagi manusia. Dengan pemahaman aksiologi inilah orang mengetahui tentang kebermanfaatn dari aktivitas fisik. Beberapa manfaat jika seeorang melakukan aktivitas fisik yaitu:
a)      Terhindar dari penyakit jantung, stroke, osteoporosis, kanker, tekanan darah tinggi, kencing manis, dan lain-lain.
b)       Berat badan terkendali.
c)       Otot lebih lentur dan tulang lebih kuat.
d)      Bentuk tubuh menjadi ideal dan proporsional
e)       Lebih percaya diri.
f)        Lebih bertenaga dan bugar.
g)       Secara keseluruhan keadaan kesehatan menjadi lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar